Selamat datang, kawula
muda. Jadi, kamu suka musik ya? Apa genre favoritmu? “Kalau aku sih suka genre
indie”. Jikalau ada yang menjawab pertanyaanmu dengan kalimat di atas, coba
segera mundur perlahan dan cari teman baru saja, deh, sob. Karena ia
menunjukkan tanda-tanda aliran sesat tuh alias woy indie bukan genre tau. Sebel
ga sih?
Ya, indie adalah salah
satu kata paling naik daun di beberapa tahun belakangan ini. Tapi sebenarnya
masih banyak yang salah kaprah soal apa itu definisi indie. Sekali lagi ya,
kamu boleh banget jauhin temenmu yang masih bilang genre itu indie. Atau paling
tidak cukup bisikin “bukan genre, bodoh”.
Indie sebenarnya berasal
dari kata independen. Dalam dunia musik, musik indie ini adalah musik yang diproduksi
secara independen dari label rekaman komersial atau anak perusahaan mereka,
sebuah proses yang mungkin termasuk pendekatan otonom, do-it-yourself untuk merekam dan menerbitkan. Nah, udah nemu
titik terangnya, bukan?
Lalu, apa sih hubungannya dengan judul di atas? Ya ya
ya, selain masih banyak orang kurang berbudi di luar sana masih menganggap
bahwa indie adalah genre, ada lagi dong yang menganggap bahwa indie adalah fashion style atau gaya berpakaian. Hadeh,
aneh aneh banget orang tuh. Biasanya fenomena jeans digulung, memakai totebag yang diproduksi secara limited
ataupun sok sok jadi pecandu kopi padahal minumnya cuma mampu vanilla latte-nya Good Day doang jadi
tiba-tiba mengaku sebagai indie style.
Padahal ya, kalau mau menikmati musik berbagai genre yang diproduksi secara
independen ini mau gaya pakaianmu kayak apapun sah sah saja, kok.
Nih, daripada baca kalimat misuh-misuhku terus, ayo
dengerin lagu-lagu yang diproduksi secara indie dari Indonesia, yok? kalian
bisa mulai dari Figura Renata dengan Elegi, atau Fiersa Besari dengan Melangkah
Tanpamu, atau bisa juga MocaMarche dengan Puisi Pagi.
Komentar
Posting Komentar