Orang Tua Khawatir


Hasil gambar untuk orang tua logo

Khawatir memang sudah tugas ia yang merawat dan menjaga sepenuh rasa dan tenaga. Mungkin belum sepenuhnya akan paham kalau belum berada di posisinya. Cara merasakan termudah, coba bayangkan barang kesayangan yang dibeli dengan hasil doa panjang dan kerja keras bertahun-tahun. Pasti rasanya mau dipasang pembungkus yang aman, disimpan agar tidak rusak dan hilang.

 Kelihatannya memang sudah jadi kultur, orang tua Indonesia itu khawatir akan anaknya bahkan sampai dewasa. Tapi konsentrasinya beda-beda, ada yang ke pendidikan, ada yang ke pergaulan, ada yang ke cara berpakaian, dan segudang kekhawatiran lainnya.                            

Ada orang tua yang khawatir tentang anak yang sudah menikah namun belum dapat momongan, menikah dengan orang yang tidak punya pekerjaan, kalau pesan barang online dan terima paket tidak boleh menerima secara langsung, bahaya katanya. Bahkan sampai seputar pekerjaan, apalagi permintaan soal menjadi PNS agar tidak perlu luntang-lantung cari kerja dan aman dapat gajinya. Padahal anaknya lebih suka berbisnis. Pun ada yang khawatir soal resign after married dan hanya akan jadi istri yang menunggu uang dari suami.

Dinikmati saja semua kekhawatiran orang tuamu. Selagi masih dalam porsinya. Kalau memang sudah tidak terlalu nyaman, komunikasikan. Banyak hal yang tidak bertemu titik tengahnya bukan karena tak bisa. Tapi belum pernah usaha untuk dicoba bawa ke tengah. Tapi beberapa hal yang sudah diusahakan, tapi masih berat ke kiri atau terlalu kanan. Tidak apa, seimbang memang bukan hal mudah. Beberapa mungkin cukup dinikmati dan dijalani saja. Kalau terlalu banyak larangan sederhana yang menurutmu ga penting, sabar, nanti juga kamu paham apa maksudnya. Karena, kalau sudah tidak ada orang tua, yang dirindukan adalah kekhawatirannya.

Komentar